Xiaomi merupakan distributor telepon cerdas terbesar ke-3 di Dunia yang merancang, mengembangkan, dan menjual Telepon cerdas, Aplikasi seluler, dan Elektronik konsumen. Sejak merilis telepon cerdas pertamanya di bulan Agustus 2011, Xiaomi telah memperoleh pangsa pasar di Tiongkok daratan. Pendiri serta CEO Xiaomi adalah Lei Jun, yang merupakan orang terkaya ke-23 di Tiongkok menurut Forbes.
Perusahaan ini kini bernilai lebih dari 10 miliar USD dan memiliki lebih dari 3000 karyawan, yang berasal dari Tiongkok, Malaysia, Singapura, India, Filipina dan Indonesia. Sesuai dengan riset terbaru oleh IDC, Xiaomi saat ini merupakan produsen telepon cerdas terbesar ketiga di dunia diikuti oleh Lenovo dan LG yang masing-masing berada urutan keempat dan kelima. Samsung masih tetap diurutan pertama meskipun produksinya menurun, dan diikuti Apple di urutan kedua.
Alasan Xiaomi Laku Keras Di Indonesia
Sebagai pendatang baru di Indonesia, Xiaomi cukup sukses dalam menjual produknya. Mulai dari Xiaomi Redmi 1s, ponsel pintar kelas menegah yang dijual dengan harga kelas rakyat, lalu aksesoris pendamping ponsel seperti power bank dan earphone, dan yang terakhir Xiaomi Redmi Note, phablet canggih dengan harga yang sangat menarik.
Spesifikasi mewah, harga murah - Menjual produk dengan spesifikasi tinggi dengan harga yang sangat terjangkau menjadi salah satu senjata Xiaomi dalam memasarkan produknya. Di kalangan para pengguna perangkat Android, banyak orang mendewa-dewakan spesifikasi. Meskipun sebenarnya bagus/tidaknya sebuah perangkat tidak hanya dilihat dari spesifikasinya saja. Strategi Xiaomi tersebut sangat tepat sasaran bagi para pengguna ponsel pintar Android.
Kualitas produk yang baik - Harga murah biasanya cenderung memiliki pandangan negatif mengenai kualitas yang murahan pula. Hal ini tidak ditemui di produk Xiaomi. Semua produk Xiaomi memiliki kualitas produk yang setara dengan merek-merek ternama. Hal ini dikarenakan manufaktur pembuat perangkat Xiaomi adalah Foxconn, yang juga membuat perangkat Apple seperti iPhone dan iPad.
Antarmuka MIUI yang menarik - Salah satu daya tarik dari ponsel Xiaomi adalah mereka menggunakan antarmuka MIUI. Antarmuka tersebut sangat berbeda sekali tampilannya dibandingkan dengan antarmuka perangkat Android lainnya. Antarmuka MIUI sepintas mirip sekali dengan antarmuka iOS, meskipun terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya. Kabar baiknya, Xiaomi juga mempersilahkan pengguna Android selain perangkat Xiaomi untuk mengunduh dan mengaplikasikan antarmuka MIUI ini di ponsel atau tablet mereka. Hal ini dapat membuat para pengguna tertarik untuk mencoba produk ponsel maupun tablet Xiaomi.
Komunitas yang kuat - Forum MIUI merupakan salah satu forum teknologi yang cukup aktif dan ramai. Tiap harinya selalu ada diskusi seputar produk Xiaomi, baik itu perangkat ponsel, tablet, serta perangkat lainnya mereka ataupun perangkat lunak seperti ROM, custom ROM, tips dan trik, serta yang lainnya. Tidak hanya di forum online, komunitas Xiaomi juga sering mengadakan kopi darat untuk bertatap muka sesama pengguna Xiaomi. Kopi darat tersebut juga sesekali dihadiri oleh perwakilan dari Xiaomi, termasuk Hugo Barra.
Mendengarkan saran pengguna - Xiaomi selalu mendengarkan saran penggunanya ketika mereka mengembangkan sebuah produk. Pernah ada kasus di mana seorang pengguna perangkat Xiaomi merasa kesulitan untuk menggunakan fitur senter jika ia harus memilih fitur tersebut dari menu utama. Atas keluhan tersebut, Xiaomi langsung membuat sebuah jalan pintas di mana untuk menyalakan senter pengguna tinggal menekan tombol "Home" selama beberapa detik pada saat layar sedang terkunci.
Itulah 5 alasan mengapa Xiaomi bisa laku keras di Indonesia. Jika saja nantinya Xiaomi terus memberikan 5 hal tersebut ditambah dengan pelayanan aftersales yang memuaskan, bukan tidak mungkin Xiaomi dapat meruntuhkan kedigdayaan merek besar seperti Samsung di Indonesia.
Nama Xiaomi berasal dari Bahasa Mandarin, yaitu "beras kecil". Pada tahun 2011, CEO Lei Jun mengatakan bahwa ada makna yang lebih besar dari nama Xiaomi. Dia menghubungkan "Xiao" sebagai konsep Buddha yang berarti "sebutir beras dari Buddha adalah sama besarnya seperti gunung", dan mengatakan bahwa Xiaomi ingin bekerja dari hal-hal yang kecil, bukan memulai dari hal-hal yang besar.
Sementara "mi" merupakan singkatan dari "Mobile Internet" dan juga "Mission Impossible" karena setelah mendirikan Xiaomi, terdapat banyak hambatan yang terlihat mustahil untuk dihadapi pada saat itu. Dia juga pernah mengatakan bahwa nama Xiaomi adalah nama yang lucu. Pada tahun 2012, CEO Lei Jun mengatakan bahwa nama adalah tentang revolusi dan mampu membawa inovasi ke daerah baru.
