Pasar Seni ITB berlangsung pada Ahad, 23 November 2014, di kampus Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha. Wakil Ketua Panitia Pasar Seni ITB 2014, Bagus Agung Nugroho, mengatakan acara ini menekankan konsep sehat bagi pengunjung dan lingkungan. Salah satu wujud konsep ini adalah larangan membuang sampah sembarangan bagi pengunjung dan sanksi denda bagi penjual yang membiarkan sampah berserakan di lapak tempatnya berjualan. Panitia juga meminta pengunjung memilah sampah berdasarkan jenisnya sebelum menaruhnya di bak sampah. Ada hadiah berupa buku cerita bagi pengunjung yang melakukan hal tersebut.
Bagus mengatakan, dalam kaitan dengan konsep sehat, panitia juga memasukkan unsur ramah lingkungan dalam setiap acara. Sebelum pembukaan, misalnya, ada kegiatan bersepeda dan jalan santai dari Balai Kota Bandung ke kampus ITB sejauh 3 kilometer. Untuk mengangkat kesan artistik, panitia memakai barang bekas, seperti kayu, ban dalam kendaraan bermotor, seng, ranting, dan botol plastik bekas pakai. "Stand makanan juga semuanya dilarang memakai bahan styrofoam," ujar Bagus.
Manajer Program Bandung Clean Action, Hendro Talenta, mengatakan sedikitnya ada 10 gerai kuliner yang memberikan diskon 10 persen bagi pengunjung yang membeli dengan memakai wadah sendiri. Adapun pihaknya membantu panitia dengan mengerahkan 120 orang di sembilanlokasi. "Mereka membimbing pengunjung untuk menangani limbah yang diperkirakan bakal mencapai 28 ton," katanya. Di Bandung, acara festival besar beberapa waktu belakangan mulai menerapkan konsep ramah lingkungan dan pengelolaan sampah. Salah satunya adalah Festival Kuliner Keuken di Balai Kota Bandung.
Perhelatan Pasar Seni Institut Teknologi Bandung melibatkan sekitar 800 mahasiswa. Ajang transaksi karya seni, desain, dan kriya yang disebut terbesar se-Asia Tenggara ini berbiaya Rp 1 miliar. "Kami bekerja berbulan-bulan menyiapkan sambil kuliah," kata ketua panitia acara, Ignatius Gerry, di sela persiapan acara, Ahad, 23 November 2014. Tradisi Pasar Seni ITB sejak dirintis perupa A.D. Pirous pada 1972 melibatkan seluruh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Menurut Gerry, mereka juga dibantu mahasiswa jurusan lain serta kampus di luar ITB. "Tema Pasar Seni sekarang 'Aku, Kita, dan Semesta', terkait situasi sosial sekarang yang terasa individualistis," ujarnya.
Area Pasar Seni yang mencapai sekitar dua per tiga luas kampus ITB di Jalan Ganesha, Bandung, dibagi menjadi tiga wilayah menurut tema. Panitia ingin meleburkan individualitas pengunjung dalam kebersamaan, sebagai sosok yang hidup bersama di alam semesta. Pendekatannya antara lain dengan menghadirkan empat seni pertunjukan, sepasang panggung, dan aneka instalasi. Selain itu, dalam acara yang digelar tiap empat tahun sekali ini ada 396 kios berbahan bambu dan kayu. Jejeran tempat berjualan ini diisi para pembuat karya seni, seperti Jeihan Sukmantoro, Nyoman Nuarta, dan Tisna Sanjaya.
Produk desain dan kriya serta puluhan jenis makanan pun ada di sana. Rencananya, Pasar Seni ITB akan dibuka Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada pukul 09.00 WIB. Seremoni itu diiringi acara bertajuk Kesegarun (dibaca: "kesegaran") berupa bersepeda dan jalan santai dari Balai Kota Bandung ke Pasar Seni ITB melintasi area car free day di Jalan Dago. "Tujuannya, agar badan sehat sambil mengajak orang ke Pasar Seni," kata Gerry. Sumber : TEMPO
Home »
Entertainment
» Pasar Seni ITB 2014 Usung Konsep Sehat