Di akhir 2015 ini, Indonesia bakal menyelenggarakan hajatan besar-besaran berupa pesta demokrasi Pilkada serentak yang akan dihelat pada 9 Desember mendatang. Hajatan politik ini juga bakal menjadi Pilkada terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Tercatat ada 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 36 kota yang bakal ikut serta dalam Pilkada akhir tahun nanti.
Namun, Presiden Jokowi mengaku gegap gempita hajatan demokrasi 9 Desember mendatang masih belum muncul di daerah-daerah pelaksana. "Mestinya setiap pesta demokrasi kelihatan pestanya, tapi saya lihat kok tenang semuanya. Saya melihat di daerah yang ada pilkadanya, kok tenang-tenang saja, kok kelihatannya senyap." Ungkap Jokowi dalam Rakornas Pilkada Serentak, di Ecovention, Ancol, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Kemeriahan Pilkada serentak inilah yang diharapkan segera muncul terutama di daerah yang menyelenggarakannya.
Untuk tahapan Pilkada serentak, KPU sebenarnya sudah membuka masa kampanye dari 27 Agustus hingga 5 Desember 2015. Menariknya, beberapa dana item kampanye seperti pemasangan alat peraga kampanye, penyebaran bahan kampanye, iklan di media cetak dan elektronik, serta debat publik antar pasangan calon kepala daerah berasal dari pemerintah. Oleh karena itu, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) sangat concern pada proses kampanye dengan menekankan jika para pasangan calon harus berkampanye dengan cara yang mendidik sebab biayanya berasal dari negara.
"Pemilih mesti cermat dalam menyerap informasi dari aktivitas kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon kepala daerah," kata Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini. Menurut data dari Indonesia Mobile Exchange (IMX), tren kampanye pasangan calon ke masyarakat luas akhir-akhir ini makin beragam dengan bertambah banyaknya kanal-kanal informasi yang ada. Media digital disebut menjadi salah satu sarana strategis bagi para kandidat untuk menyampaikan informasi berupa visi misi, sekaligus untuk merangkul calon pemilih potensialnya.
Dalam mendukung Pilkada serentak 9 Desember mendatang, IMX bakal bekerja sama dengan 10 media publisher premium di Indonesia untuk mendukung jalannya pesta demokrasi nasional ini. Para kandidat tidak perlu menghubungi satu per satu media untuk melakukan pemasangan. Cukup dari satu pintu, IMX dengan teknologinya akan mendistribusikan setiap kampanye ke masing-masing daerah. Nantinya, para calon pemilih cukup mencari informasi terkait kandidat melalui media digital. Mereka yang pasif sekalipun diklaim bakal tetap bisa mengenal kandidat pemimpin daerahnya di ruang digital seiring intensifnya peran media digital di kerumunan maya.
Dengan proses tersebut, diharapkan nantinya para pemilih dapat memberikan suara pada calon yang dianggapnya paling tepat. Dalam hal ini memang tetap berlaku prinsip 'tak kenal maka tak sayang', maka proses pengenalan diri berikut visi misi melalui media digital memang tak bisa dipungkiri fungsinya saat ini.