Tjipetir was the name of a plantation in West Java, west of Bandung. As of 2014, marine debris consisting of blocks of what appears to be gutta-percha with the word "TJIPETIR" on them has been found on beaches throughout Europe. They are believed to be coming from one or more sunken ships. The wreck of the RMS Titanic and the wreck of Miyazaki Maru have both been put forward as potential sources of the blocks.
Suatu hari di musim panas 2012, Tracey Williams sedang menemani anjingnya jalan-jalan di pantai dekat rumahnya di Newquay, Cornwall, Inggris. Perempuan itu melihat benda persegi hitam, mirip talenan, di antara gundukan pasir. Ia mendekati benda itu, menyentuhnya, rasanya kenyal seperti karet. Entah apa gerangan temuannya itu. Hanya ada satu petunjuk: tulisan 'Tjipetir' -- dengan huruf kapital -- yang terukir besar di tengahnya. Beberapa minggu kemudian objek serupa ditemukan di pantai berbeda, terbawa gulungan ombak ke tepian.
Penasaran berat, Williams lalu melakukan riset asal-usul benda persegi misterius itu. Ia mempelajari tentang kejadian kapal karam, selama Perang Dunia I, juga tragedi Titanic yang melegenda. Dan ternyata, benda serupa juga muncul di seantero Eropa. Terbawa ombak, entah dari mana asalnya, bikin bingung siapapun yang menemukannya. Spekulasi pun merebak di 'Benua Biru'. Media seperti Daily Mail dan Times berkali-kali memuat artikel tentang misteri itu. Pun dengan media Prancis, Lefigaro memuat tulisan panjang tentang hal serupa.
Williams tak mau larut dalam misteri dan spekulasi. Ia mencari tahu asal-usul dari benda persegi itu. Melacaknya dari kata 'Tjipetir'. Dan ia menemukan, kata Tjipetir bersesuaian dengan nama sebuah kebun karet di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia, yang beroperasi sejak akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. Ketika Nusantara masih bernama Hindia Belanda. Dan ternyata, benda persegi itu sejatinya bukan karet, namun mirip gutta-percha atau getah perca: lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, umumnya terdapat di Semenanjung Malaysia. Pada Abad ke-19 hingga pertengahan Abad ke-20 digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Sebelum ada plastik -- material yang lebih modern -- gutta-percha digunakan sebagai bahan pembuat bola golf, hidung boneka teddy bear, pigura, juga aksesoris. Williams lantas menyebarkan temuannya itu di laman Facebook-nya. Orang-orang pun makin ramai merespons dan berbagi 'Tjipetir' temuannya. Ternyata benda persegi itu ditemukan tak hanya di Inggris dan Wales, tapi sampai di Shetland, Channel Islands, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Sejumlah orang juga melaporkan temuan karung dan gulungan karet. Sumber: liputan6