
Peningkatan kasus seperti ini tidak lepas dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). AS adalah negara yang paling parah dihantam pandemi. Berdasarkan catatan Wordometer, jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam per 23 Maret 2021 adalah 30.580.072 orang. AS menjadi negara dengan pasien positif corona terbanyak di dunia. Total pasien positif corona di seluruh negara adalah 124.423.295 orang. Artinya, hampir satu dari empat orang yang terjangkit virus corona di seluruh dunia ada di Negeri Paman Sam. Tidak hanya jumlah pasien, AS juga menjadi negara dengan korban jiwa terbanyak di dunia. Sudah 556.003 orang di AS meninggal dunia akibat serangan virus corona.
Nestapa ini membuat sebagian warga AS melampiaskan kemarahan kepada etnis Asia-Amerika. Etnis ini dianggap sebagai penyebab pandemi, pembawa virus, yang memporak-porandakan seluruh sendi kehidupan. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan USA Today dan Ipsos terhadap 1.195 responden dewasa selama 18-19 Maret 2021, sebanyak 25% responden mengaku melihat seseorang menyalahkan orang Asia sebagai penyebab pandemi. Satu dari lima orang responden menyatakan merasa khawatir jika berada di dekat seseorang beretnis Asia.
Sebanyak 57% responden menyataka bahwa pandemi virus corona adalah bencana yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun yang mengkhawatirkan, 43% responden meyakini bahwa orang atau institusi tertentu harus bertanggung jawab. Dari 43% itu, lebih dari separuh menjawab yang terkait dengan China. Mengutip data US Bureau of Labor Statistics, rata-rata upah warga AS beretnis Asia-Amerika pada kuartal IV-2020 adalah US$ 1.261/jam. Lebih tinggi dibandingkan warga etnis Kaukasian atau kulit putih (US$ 1.007/jam), Afrika-Amerika atau kulit hitam (US$ 792/jam), dan Hispanik (US$ 742/jam). Dibandingkan kuaral IV-2019 (year-on-year), rata-rata upah warga Asia-Amerika naik 8,15%. Lebih tinggi ketimbang kenaikan upah warga Kaukasian (4,14%), Afrika-Amerika (4,76%), dan Hispanik (4,21%).