Sejumlah massa yang akan melakukan demonstrasi mulai berdatangan di depan kantor Bawaslu RI, Jalan M. H. THamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2029). Massa yang tergabung dalam Gerakan Kedaulatan Rakyat menyerukan untuk menolak hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Perwakilan massa menyebut Pemilu 2019 berlangsung curang dan menguntungkan salah satu pihak, khususnya Capres petahana Jokowi. Berdasarkan pantauan, massa hanya bisa demo di bagian luar jalan Thamrin, karena sekitar gedung Bawaslu RI sudah dipasangi kawat berduri. Selama aksi berlangsung, pihak kepolisian lengkap ikut mengawal jalannya aksi.
Kondisi Jakarta hari ini aksi 22 Mei pada Rabu (22/5/2019) di tiga titik, di antaranya kawasan Bawaslu di Jl MH Thamrin, Stasiun Tanah Abang, hingga Jl Slipi Petamburan. Kericuhan dan bentrok terjadi di beberapa daerah, seperti halnya di Jl Slipi Petamburan pasca-aparat menembakkan gas air mata ke udara termasuk massa berteriak. Ratusan orang pengunjuk rasa yang mengatasnamakan dari sebuah Majelis Dzikir mulai datang menuju kantor Bawaslu RI, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa tersebut datang dari arah Jalan KH Wahid Hasyim. Namun massa dihadang oleh brigade polisi.
Polri menyesalkan aksi anarkistis yang dilakukan sekelompok orang pasca aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019). Menurut Kepolisian, aksi anarkistis itu dilakukan oleh sekelompok orang dari luar Jakarta. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, aksi unjuk rasa menolak hasil rekapitulasi hasil Pilpres 2019 di depan Bawaslu sudah berjalan kondusif. Aksi berjalan damai hasil koordinasi antara Kepolisian dengan para koordinator lapangan. Massa pendemo pun bubar dengan tertib.
Situasi berubah ketika massa dari luar Jakarta tiba sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka memprovokasi massa pendemo yang hendak kembali ke rumah masing-masing. Dedi mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan para koordinator lapangan agar aksi anarkistis tidak kembali terjadi. Diharapkan para korlap bisa mengontrol massanya dalam aksi demo hari ini. Hasil analisa dari aparat keamanan, ada pihak ketiga yang ingin memanfaatkan situasi. Dedi mengatakan, Polri dan TNI juga akan terus berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat untuk menenangkan warga. Situasi kondusif di DKI harus dijaga.