
Mengutip data Bloomberg, tadi pagi Rupiah dibuka di Rp 14.822 per USD dan sempat menguat ke level Rp 14.700-an per USD. Saat ini, Rupiah berada di level Rp 14.935 menuju level Rp 15.000 per USD. Selain karena faktor global, faktor domestik juga bisa mempengaruhi hal tersebut. Kondisi kinerja perdagangan Indonesia kurang optimal dan neraca perdagangan terus mengalami defisit. Kondisi tersebut sudah mengkhawatirkan terlebih saat ini impor pangan cukup tinggi, seperti komoditas kedelai, jagung, gula, hingga beras.
Tekanan nilai tukar diproyeksi akan berlanjut hingga tahun depan dan menembus batas psikologis Rp 15.000 pada akhir 2018, tahun 2019 harus diwaspadai juga kebijakan bunga acuan Fed yang akan naik tiga kali lagi. Ini yang bisa memicu pelemahan kurs lebih dalam. Tekanan terhadap Rupiah ini paling banyak dipengaruhi tekanan krisis Turki dan Argentina yang merembet ke negara berkembang menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar global. Saat itu pengawasan penjualan dolar AS sangat longgar dan menyebabkan spekulan bisa memborong dolar.