Enrique - Orang Pertama Mengelilingi Dunia
Enrique dari Melaka atau Panglima Awang atau Henry The Black dan Enrique of Malacca merupakan seorang keturunan Melayu yang turut serta dalam misi pelayaran Ferdinand Magellan untuk mengelilingi dunia. Ia bertugas sebagai penerjemah dan pembantu di dalam kapal Ferdinand Magellan. Ia telah diberikan nama Kristen 'Enrique' (bahasa Spanyol) atau 'Henrique' (bahasa Portugis) setelah dibaptis dalam Gereja Katolik Roma oleh pihak Portugis sempena hari pembaptisannya yang merupakan perayaan St. Henry. Asal usul Enrique diperdebatkan oleh ramai sejarawan. Ada yang menyatakan beliau dari Melaka, Sumatera, Maluku dan dari Cebu.
Ekspedisi Ferdinand Magellan - Ferdinand Magellan atau Fernao de Magalhael merupakan anggota pelayaran Portugis yang memimpin angkatan lima buah kapal dengan kelasi sebanyak 270 orang keluar dari Spanyol pada 1519 dan telah menginjakkan kaki di kepulauan Filipina. Di Filipina, ia telah tewas. Jadi beliau sebenarnya gagal mengelilingi dunia secara lengkap. Sebelum itu Ferdinand Magellan telah sampai di Sabah / Kepulauan Sulu. Tugas beliau diambil alih oleh Sebastian Del Cano yang menaiki kapal Victoria dan 17 pelaut yang lain dan sampai kembali di Spanyol pada 8 September 1522.
Portugis menyerang Melaka 1511 - Magellan bersama Diego Lopez de Sequiera yang berlayar ke Melaka pada 1 September 1509 dan orang barat pertama berhubungan dengan Semenanjung Tanah Melayu. Magellan juga terlibat dalam menyerang Melaka pada tahun 1511 dan menawan banyak pemuda Melayu untuk menjadi hamba. Salah seorang darinya diberi nama 'Enrique' yang diperkirakan berusia 18 tahun.
Misi kapal Spanyol - Kisah pelayaran Ferdinand Magellan dicatat dalam diari Antonio Pigafetta, seorang relawan Italia yang turut serta bersama Ferdinand Magellan. Ia mengatakan Enrique adalah seorang Melayu yang ditangkap dan dijadikan hamba dalam kapal tersebut. Enrique adalah pahlawan / pendekar Melayu yang berjuang mempertahankan Melaka dari serangan tentara Portugis pada 1511. Beliau adalah 'hamba raja' pada Sultan Mahmud, sultan Melaka yang terakhir. Di dalam kapal itu, Enrique bertugas sebagai penerjemah di Sabah, kepulauan Mindanao dan sebagainya dan seterusnya menuju Lisbon, Portugis pada 1512.
Ketika Raja Portugis lemah, Magellan menjabat pula dengan Raja Charles I dari Spanyol pada 1517. Portugis telah menguasai Melaka dan kepulauan rempah khususnya di Maluku. Magellan memberi pelan bagaimana Spanyol bisa menguasai perdagangan rempah di Asia Tenggara. Raja Charles I setuju dengan saran Magellan itu. Akhirnya Magellan menyediakan angkatan kapal yang terdiri dari kapal San Antonio, Conception, Victoria, Santiago dan kapalnya sendiri Trinidad bersama kelasi sebanyak 270 orang. Mereka meninggalkkan pelabuhan Sanlucar de Barrameda pada 20 September 1519. Mereka berlayar menyeberangi Samudra Atlantik. Kemudian tiba di benua Amerika Latin dan menyeberangi Samudra Pasifik.
Sampai di Filipina - Akhirnya pada 16 Maret 1521, setelah berlayar selama 18 bulan, mereka sampai di satu lokasi di kepulauan Filipina yang bernama Samar. Tempat ini dianggap masih jauh dari kepulauan rempah di Nusantara. Pemuda yang bernama Enrique bertindak sebagai juru bahasa karena bahasa di Filipina dan Nusantara dipahami oleh Enrique untuk mendapatkan pasokan makanan, minuman, pertukaran barang, berhubung dengan pedagang, mengirim pesan perdamaian dan berhubungan dengan pemimpin dan masyarakat setempat di Nusantara.
Di Kepulauan Cebu, Filipina, Ferdinand Magellan telah terhubung dengan Raja Humabon. Raja Humabon bersama 800 orang rakyat di Cebu, Filipina berhasil dibaptis oleh Ferdinand Magellan. Magellan menyatakan penduduk Cebu sebagai warga Tuhan Spanyol. Magellan memanggil penduduk Cebu sebagai 'Indian' karena berkulit gelap sebagaimana penduduk selatan India. Raj Humabon meminta Magellan membantunya menghapus pemberontakan di desa Mactan yang dipimpin oleh Lapu Lapu. Pada hari Sabtu 27 April 1521 Magellan menyerang kampung Lapu Lapu dengan 60 orang menggunakan senapan, meriam, senjata besi dan lain-lain. Sementara Lapu-lapu bersama 1500 pahlawan hanya menggunakan bambu runcing dan panah beracun.
Sayangnya Magellan menjadi korban pertama serangan karena lengan kanannya terkena panah beracun. Pengikut Magellan pula lari lintang - pukang kembali ke kapal untuk menyelamatkan diri dari serangan balasan yang tidak terduga itu. Magellan telah tersungkur dan mati. Peperangan disebut dalam sejarah Filipina sebagai Perang Mactan. Enrique juga cedera dalam serangan itu. Dilantik sebagai kapten kapal
Duarte Barbosa, seorang kelahiran Portugis telah memilih Enrique sebagai kapten kapal yag baru menggantikan Magellan. Dengan kesanggupan yang dimiliki oleh Enrique, Enrique telah berkonsultasi dengan Raja Humabon dan Raja Humabon telah setuju menghadiahkan batu permata dan berbagai hadiah lain untuk Raja Spanyol. Sayangnya mereka telah diserang hendap oleh Humabon pula. Catatan resmi Spanyol menyatakan Enrique of Melaka bersama 27 orang lainnya telah selamat. Kapal tersebut kembali ke Spanyol. Kubur Panglima Awang
Diari Pigafetta hanya menyatakan 18 orang yang selamat kembali ke pelabuhan Sanlucar de Barrameda, Spanyol yaitu:
Juan Sebastián Elcano, ketua pelayaran dari Getaria.
Francisco Albo, dari Rodas (di Tuy, Galicia) Pilot
Miguel de Rodas (di Tuy, Galicia) Pilot
Juan de Acurio, dari Bermeo Pilot
Antonio Lombardo (Pigafetta), dari Vicenza Supernumerary
Martín de Judicibus, dari pelabuhan Genoa Chief Steward
Hernando de Bustamante, dari Alcántara Mariner
Nicholas the Yunani, dari Naples Mariner
Miguel Sánchez, dari Rodas (di Tuy, Galicia) Mariner
Antonio Hernández Colmenero, dari Huelva Mariner
Francisco Rodrigues, rakyat Portugis dari Seville Mariner
Juan Rodríguez, dari Huelva Mariner
Diego Carmena, dari Bayona (Galicia) Mariner
Hans of Aachen Gunner
Juan de Arratia, dari Bilbao Able Seaman
Vasco Gómez Gállego, dari Bayona (Galicia) Able Seaman
Juan de Santandrés, dari Cueto (Cantabria) Apprentice Seaman
Juan de Zubileta, dari Barakaldo
18 orang ini sampai pada 9 Juni 1522 dengan dipimpin oleh Juan Sebastian Elcano dengan kapal La Victoria dari kepulauan Maluku. Elcano dianggap sebagai orang yang berhasil menyelesaikan pelayaran mengelilingi dunia. Diari Pigafetta tidak menyatakan dengan jelas apakah Enrique of Melaka kembali ke Melaka, kembali ke Sumatera atau menetap di pulau Cebu, Filipina. Kemungkinan Enrique merupakan penduduk Cebu yang bekerja di Melaka saat Portugis menyerang pada 1511. Mungkin juga Enrique dibawa dari Cebu ke Melaka dan diberi nama Enrique of Melaka. Mungkin juga Enrique seorang Filipino. Tetapi bahasa yang digunakan oleh Enrique adalah bahasa di sekitar Cebu - Bisayan. Enrique dinyatakan cerdas berkomunikasi dengan pemerintah setempat dan ketua pedagang di Nusantara dan bahasa Melayu menjadi lingua franca ketika itu.
Novel Panglima Awang - Seorang guru lulusan Maktab Perguruan Sultan Idris, Tanjung Malim bernama Harun Aminurrashid telah menulis novel pelayaran 'Panglima Awang' pada 1958. Cikgu Harun adalah orang Melayu pertama dapat mendeteksi akan keberhasilan Panglima Awang ini. Ia mungkin mendapat bahan-bahan sejarah Portugis yang menyerang Melaka pada 1511.
Kajian UKM - Universiti Kebangsaan Malaysia telah berminat untuk mempelajari asal usul Panglima Awang atau Enrique of Melaka ini.
Beberapa persoalan yang membutuhkan penelitian adalah:
Apakah mungkin Enrique telah dibaptis oleh Ferdinand Magellan dan menjadi orang Melayu Islam pertama berhasil dimurtadkan.
Di manakah letakkan kubur Panglima Awang ini jika telah kembali ke Melaka, ke Sumatera atau kembali ke Cebu, Filipina.
Mengapa nama Enrique tidak termasuk dalam daftar 18 orang yang sampai ke Serville, Spanyol itu.
Mengapa sejarawan barat masih mengklaim Ferdinand Magellan sebagai orang pertama mengelilingi dunia dan bukannnya Elcano dan 17 sahabat yang lain dan seorang hamba Melayu bernama Enrique of Melaka atau Henry the Black.
Apakah benar ia menjadi perancang untuk menjebak dan membunuh Ferdinand Magellan di pulau Cebu, Filipina.
Referensi
Sabri Zain
Pigafetta, Antonio, journal, quoted in Skelton, R.A., 'Magellan's Voyage—A narrative Account of the First Circumnavigation', New Haven: Yale University Press, 1969
Zweig, S. Magellan. 'Der Mann und seine Tat', Wien-Leipzig-Zürich, 1937 and Fischer Taschenbuch Verlag, 1983
Pintado, M J, 'Portuguese Documents On Melaka', National Archives of Malaysia, 1993.