Beberapa rangkaian ledakan terjadi di ibu kota Belgia hari ini. Dua ledakan menghantam Bandara Zaventem, Brussels dan satu ledakan lain terjadi di stasiun kereta bawah tanah di pinggiran Maelbeek, dekat gedung Uni Eropa. Jumlah korban tewas akibat ledakan itu masih terus bertambah. Berita terakhir yang dikutip dari laman Guardian mengatakan ada 13 orang meninggal akibat ledakan di bandara, sementara 10 meninggal di ledakan stasiun kereta. Ibu kota Belgia diguncang tiga serangan bom mematikan di Bandar Udara Zaventem dan stasiun kereta bawah tanah di pinggiran Maelbeek hari ini.
Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengutuk serangan dengan menyebut pelaku "buta dan pengecut". Adapun jumlah korban terus bertambah dari waktu ke waktu. Dilansir dari laman Mirror, sampai berita ini diturunkan, jumlah korban tewas telah mencapai 34 orang. Mirror tidak merinci secara terpisah jumlah korban di bandara atau stasiun. Pada Selasa, 22 Maret 2016, pagi waktu Brussel, seorang pelaku bom bunuh diri melepaskan tembakan dan meneriakkan kata-kata dalam bahasa Arab sebelum dua ledakan terdengar di dekat loket keberangkatan penerbangan American Airlines. Satu jam kemudian, ledakan terdengar di stasiun metro Maelbeek dalam serangan terpisah.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam tiga ledakan tersebut. "Hingga kini, tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa tersebut. KBRI Brussel akan terus melakukan penelusuran dan mengamati perkembangannya," kata Iqbal dalam rilis yang diterima Selasa, 22 Maret 2016. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri RI, terdapat sekitar 1.630 WNI di Brussel dan Luksemburg.